BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Rumah Sakit merupakan penyelenggara
pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, perubahan
budaya masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan, masyarakat menuntut peningkatan pelayanan yang lebih baik. Salah
satu faktor yang paling mempengaruhi kepuasan dan persepsi pelanggan adalah
bagaimana menangani keluhan klien. Hal tersebut dijelaskan kembali oleh
Hansemark, yang mengatakan bahwa semangat pelanggan untuk melakukan komplain
dapat meningkatkan kepuasan mereka terutama bagi pelanggan yang tidak merasakan
kepuasan atas pelayanan yang diberikan (Ernawati, 2010).
Studi
yang dilakukan oleh Giugliani (2009) di Rumah Sakit Universitas Perancis,
menemukan terjadinya peningkatan yang bermakna dalam jumlah komplain pasien
mengenai isu-isu medik, yaitu sebesar 47% pada tahun 1998menjadi 73% pada tahun
2004. Peningkatan komplain pasien tersebut 66% karenatermotivasi oleh persepsi
pasien tentang medical error. Yang menjadi alasan utama komplain pasien
tersebut ialah adanya kesalahan atau keterlambatan diagnosis/penatalaksanaan,
komplikasi pengobatan/tindakan bedah, kecacatan dan adverse event. Menurut Moghadam
(2010) beberapa komplain pasien yang terjadi terkait dengan prosedur penerimaan
34,7%, diikuti dengan komunikasi34,1%, waktu tunggu 13,8%, dan penundaan
tindakan 6,8%, mengabaikan standarklinis perawatan 4,1%. Menurut laporan YLKI
(Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), jumlah komplain khususnnya mengenai
layanan rumah sakit melalui media cetak tahun 2010 sebanyak 26 kasus dengan
berbagai permasalahan pada pelayanan seperti, informasi/pelayanan (9 kasus), pembayaran
administrasi (2 kasus), sarana/prasarana (1 kasus), tidak memenuhi SOP (5
kasus), dokter tidak profesional (4 kasus), kenyamanan/keamanan (5 kasus).
Tantangan
bagi penyedia layanan kesehatan adalah bagaimana menangkap dan menggunakan
informasi untuk secara produktif meningkatkan kualitas, keamanan dan
aksesibilitas sistem perawatan, keluhan dan komentar lain dari konsumen
merupakan alat belajar yang berharga (Health
Sevies Review Counsil, 2005). Keluhan atau komplain dari pelanggan harus
diterima oleh suatu perusahaan, tidak terkecuali rumahsakit baik itu
kepemilikan pemerintah maupun swasta. Dengan adanya keluhan maka rumah sakit
dapat terus melakukan perbaikan terhadap pelayanan yang diberikan. Besar atau
kecilnya suatu keluhan apabila tidak dikelola dengan cepat, tepat dan akurat
akan berdampak pada citra sebuah rumahsakit.
Menangani
keluhan dapat menjadi upaya efektif dalam menyelesaikan masalah sebelum menjadi
lebih buruk. Penanganan keluahn merupakan umpan balik untuk meningkatkan
pelayanan rumahsakit, jika hal tersebut tidak ditangani oleh rumahsakit dapat
berakibat berkurangnya kunjungan dan kepercayaan pasien. Oleh karena itu,
dibutuhkan manajemen komplain yang baik dalam hal menerima, mengelola,
memutuskan, memecahkan serta mencari sarana penyelesaian kasus komplain pasien dalam
rangka meningkatkan dan mempertahankan mutu dan citra dari rumahsakit.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian komplain atau keluhan?
2. Apa
penyebab terjadinya komplain?
3. Bagaimana
sistem manajemen komplain?
4. Bagaimana
panduan dan Standar Operasional Prosedur manajemen komplain?
5. Bagaimana
monitoring dan evaluasi manajemen komplain?
C.
Tujuan
Masalah
1. Mengetahui
apa itu pengertian komplain atau keluhan.
2. Mengetahui
apa saja penyebab terjadinya komplain.
3. Mengetahui
bagaimana sistem manajemen komplain.
4. Mengetahui
bagaimana panduan dan Standar Operasional Prosedur manajemen komplain.
5. Mengetahui
bagaimana monitoring dan evaluasi manajemen komplain.
BAB II
PEMBAHASAN
- Definisi
Keluhan atau Komplain
Berdasarkan kamus bahasa Indonesia “keluhan” berasal
dari kata keluh yang berarti “terlahirnya perasaan susah”. Keluhan (complain)
adalah sebuah kata yang sering berkonotasi negatif bagi kedua pihak, baik bagi
perusahaan maupun bagi konsumen. Complain pada umumnya dipersepsikan sebagai
kesalahan, masalah, stres, frustasi, kemarahan, konflik, hukuman, tuntutan,
ganti rugi, dan sejenisnya. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional).
Menurut Rusadi (2004), keluhan merupakan ungkapan
dari ketidakpuasan yang dirasakan oleh konsumen. Keluhan pelanggan adalah hal
yang tidak dapat diabaikan karena dengan mngebaikan hal tersebut akan membuat
konsumen meraa tidak diperhatiakn dan pada akhirnya perusahaan akan
ditinggalkan oleh pelanggan.
Keluhan atau komplain pelayanan adalah ekspresi
perasaan keidakpuasan atas standar pelayanan, tindakan atau tidak adanya
tindakan pemberi pelayanan yang berpengaruh terhadap pelanggan. Prosesnya
berawal dari konsumen merasakan ketidakpuasan setelah menerima pelayanan atau
melakukan transaksi.
- Penyebab
Terjadinya Komplain
Pada dasarnya pelanggan yang mengeluh karena merasa
tidak puas ada beberapa penyebabnya. Menurut Soeharto A. Majid (2009:149)
banyak hal yang dapat menimbulkan terjadi keluhan dari klien, seperti :
a.
Pelayanan yang
diharapkan dari kita tidak seperti yang mereka harapkan
b.
Mereka
diacuhkan, misalnya dibiarkan menunggu tanpa penjelasan
c.
Seseorang
berlaku tidak sopan atau tidak ada yang mau mendengarkan
d.
Tidak ada yang
mau bertanggung jawab terhadap suatu kesalahan
e.
Adanya
kegagalan dalam komunikasi, dll.
- Sistem Manajemen
Komplain
Manajemen penanganan komplain yang efektif membutuhkan
prosedure yang jelas dan terstruktur dengan baik agar dapat menyelesaikan
masalah serta didukung oleh sumber daya dan infrastruktur yang memadai agar
dapat kinerja kerja yang memuaskan. Karakteristik penilaian manajemen komplain
yang efektif menurut Tjiptono dan Anastasia (2003) adalah sebagai berikut :
1.
Komitmen
Pihak manajemen dan semua anggota memiliki komitmen
yang tinggi untuk mendengrkan dan menyelesaikan masalah komplain dalam rangka
peningkatan produk dan jasa.
2.
Vesible
Manajemen dapat memberikan informasi yang jelas dan
akurat kepada pelanggan tentang prosedure penyampaian komplain dan pihk-pihak
yang dapat dihubungi.
3.
Acessible
Perusahaan menjamin bahwa pelanggan dapat menyampaikan
komplain secara bebas, mudah, dan murah.
4.
Kesederhanaan
Prosedure komplain sederhana dan mudah dipahami
pelanggan
5.
Kecepatan
Komplain ditangani secepat mungkin. Rentang waktu
penyelesaian yang realistis dan diinformasikan kepada pelanggan. Setiap perkembangan
atau kemajuan daam penanganan komplain yang sedang diselesaikan,
dikomunikasikan kepada pelanggan yang bersangkutan.
6.
Fairness
Setiap komplain mendapatkan perlakuan yang sama, adil,
tanpa membeda-bedakan.
7.
Confidential
Menghargai dan menjaga keinginan dan privasi
pelanggan.
8.
Records
Data mengenai komplain disusun sedemikian rupa
sehingga memudahkan setiap upaya perbaikan yang berkesinambungan.
9.
Sumber daya
Perusahaan mengalokasikan sumber daya an infrastruktur
yang memadai untuk pengembangan dan penyempurnaan sisitem penanganan komplain
termasuk pelatihan tenaga kerja.
10. Remedy
Pemecahan dan penyelesaian yang tepat (seperti permohonan
maaf, hadiah, ganti rugi) untuk setiap komplain ditetapkan dan
diimplementasikan secara konsekuen.
Menurut Edvardsson dari Universitas Karlstad, Swedia
(dikutip ari Kawan Lama News, 2008) Cara menangani keluhan dari pelanggan
adalah sebagai berikut :
1.
Jangan membuat
bertambah rumit dengan segala macam formulir;
2.
Jangan pernah
mengirim surat tanpa berkomunikasi verbal terlebih dahulu;
3.
Segera mencari
tahu apa yang diinginkan pelanggan yang komplain;
4.
Untuk komplain
yang tidak terlalu serius, minta maaf akan jauh lebih baik daripada mengirim
berlembar-lembar surat permohonan maaf;
5.
Berikan
tanggapan pribadi dan spesifik;
6.
Ketikan
menghadapi pelanggan yang menyampaiakan keluhan, ikutilah prinsip empati;
7.
Jika memang
komplain itu tidak ditujukan kepada anda, dan anda harus membuat referensi
kepada siapa pelanggan harus melapor, jelaskan secara rinci alasannya;
8.
Perjelas alternatif
apa yang ada untuk menyelesaikan persoalan pelanggan yang komplain;
9.
Jangan lupa
beritahu pelanggan langkah perbaikan apa yang telah dibuat sehubungan dengan
penyampaian komplain itu;
10. Banyak keluhan menjai kabat baik. Itu tandanya pemberi
komplain percaya pada pihak anda.
Penanganan keluhan yang efektif memiliki dua kata
kunci yaitu kecepatan penanganan atas keluhan dan penyelesaian keluhan. Barlow
& Moller (1996) menambahkan beberapa langkah yang dilakukan oleh pelaksana
penanganan keluhan agar Complain Handling tersebut efektif, yaitu :
1.
Mengucapkan
terima kasih;
2.
Menjelaskan betapa kita menghargai keluhannya;
3.
Meminta maaf
untuk kesaahan yang kita perbuat;
4.
Berjanji untuk
melakukan sesuatu terhafap keluhan atau masalah tersebut secepatnya;
5.
Menanyakan mengenai informasi yang diperlukan;
6.
Mengoreksi
kepuasan pasien;
7.
Memeriksa
kepuasan pasien;
8.
Mencegah
kesalahan yang akan datang.
Kerangka pemikiran dalam manajemen komplain :
INPUT PROSES OUTPUT
Dalam kerangka pemikiran di atas dijelaskan tahapan dalam pengelolaan
penanganan keluhan rumah sakit dimulai dari masukan (input) berupa keluhan
pelanggan yang terdiri dari keluhan langsung an tidak langsung, jenis fasilitas
yang disediakan serta SOP yang ada. Dari keluhan tersebut nantinya akan dilihat
bagaimana pelaksanaan penanganan keluhan pelanggan yang dilakukan oleh petugas
berdasaran SOP yang berlaku dan juga bentuk pengawasan serta evaluasi terhadap
proses yang dilakukan. Dari proses penanganan keluhan yang dilakukan maka hasil
akhir yang didapat adalah penanganan keluhan selesai.
D. Panduan
dan Standar Operasional Prosedure Manajemen Komplain
Menyampaikan keluhan merupakan hak paisen apabila dia
mendapatkan pelayanan yang kurang maksimal atau merugikan pasien. Dalam
menangani komplain atau keluhan pasien setiap rumah sakit memiliki ketentuan
atau strukturnya sendiri dalam penanganannya. Yang perlu ditekankan adalah
apabila Rumah Sakit menerima komplain dari pihak pasien maka harus segera
ditindak lanjuti atau segera dipecahkan permasalahannya agar kemarahan klien
tidak berlanjut.
Berikut ini adalah contoh Panduan penanganan kasus
keluhan dan SOP dalam manajemen komplain di Rumah Sakit.
1.
Panduan Komunikasi Penanganan Komplain di IGD
2.
Panduan Komunikasi Penanganan Komplain di Unit Rawat
Inap
3.
SOP (Standar Operasional Prosedure)
dalam penanganan komplain
E.
Monitoring dan Evaluasi Manajemen Komplain
Monitoring
dilakukan untuk memantau proses yang dilakukan dalam rangka memperbaiki atau
menindak lanjuti keluhan pelanggan, hal ini dilakukan untuk mengetahui mana
yang harus diperbaiki atau diubah agar meminimalisir pengulangan kejadian /
kesalahan.
Sementara
itu evaluasi secara umum merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu
program yang telah dilakukan untuk mengendalikan ke depannya agar jauh lebih
baik. Jadi evaluasi lebih bersifat melihat ke depan dan ditujukan untuk
perbaikan dan peningkatan keberhasilan program. Untuk melihat berhasil atau
tidaknya perbaikan yang telah kita lakukan adalah dengan melihat hasil akhir
(output). Bila outputnya keluhan pelanggan tidak tertangani maka pihak terkait
bisa melihat pada prosesnya agar dapat mengetahui dimana letak kesalahan yang
membuat keluhan pelanggan tidak teratasi, disinilah peran monitoring dan
evaluas saling berdampingan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konsep manajemen komplain (complaint
management) merupakan sebuah sarana yang dapat digunakan untuk membangun
komunikasi dengan klien dan memperoleh umpan-balik tentang tingkat kepuasan
klien terhadap pelayanan rumah sakit. Komplain yang diajukan oleh klien ini
kemudian akan ditindak-lanjuti dengan perbaikan atau klarifikasi dari pihak
rumah sakit dengan sasarannya adalah mengurangi kekecewaan dan meningkatkan
kepuasaan klien. Salah satu wujud dari manajemen komplain yang dapat dilakukan
pihak rumah sakit adalah menerima pengaduan atau komplain dari klien dengan
terbuka dan berusaha untuk mengatasi komplain tersebut.
Keluhan pelanggan merupakan sumber informasi yang
sangat berharga untuk evaluasi peningkatan kinerja perusahaan, baik sumber daya
manusianya maupun produknya. Pengaduan dan keluhan pelanggan dapat membuka
kesempatan bagi perusahaan untuk memperbaiki masalah dengan segera. Dengan
demikian, sebuah perusahaan bisa membangun ide-ide inovasi produk, pemasaran,
meningkatkan pelayanan, dan membangun produk.
B.
Saran
Saran ini ditujukan
untuk rumah sakit dan semua pihak yang terkait di dalamnya untuk terus
meningkatkan dan memperbarui skill dalam memberikan pelayanan kesehatan agar
klien benar-benar merasakan kepuasan terhadao pelayanan yang diterima sehingga
meminimalisir komplain dari klien.
DAFTAR PUSTAKA
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320382-S-Nurul%20Afriani.pdf (diakses pada
tanggal 6 Oktober pukul 10.00 WIB)
http://rsjd-surakarta.jatengprov.go.id/spo-penanganan-keluhansaran-masukan-melalui-customer-service/ (diakses pada
tanggal 6 Oktober pukul 10.15 WIB)
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25629/1/RAAFIKA%20WULANDARI%20-%20fkik.pdf (diakses pada
tanggal 8 Oktober pukul 19.00 WIB)
https://www.academia.edu/6036410/Panduan_komunikasi_pelayanan_RSA_2006 (diakses pada
tanggal 8 Oktober pukul 19.30 WIB)